03 Februari 2009
PR Baru Kapolda Riau
PEKERJAAN Rumah (PR) Kapolda Riau Brigjen Pol Hadiatmoko tampaknya tak habis-habisnya. Kapolda Hadiatmoko bakal sulit tidur nyenyak. Apa pasal? Soal komitmen memberantas perjudian, sudah sangat jelas dan telah dibuktikan. Ketika kapolda-kapolda Riau sebelumnya belum menyentuh bos besar judi togel, Kapolda Hadiamoko membuktikannya dengan menggerebek markas bos togel Chandar Wijaya alias Acin yang beromzet miliaran rupiah setiap putaran nomor togel.
Ini sebuah prestasi yang luar biasa. Wajar saja Kapolda Hadiatmoko mendapat acungan jempol dari segenap petinggi provinsi ini. Tekad memberantas segala bentuk penyakit masyarakat itu dilancarkan Kapolda Hadiatmoko, tak lain guna membangun citra kepolisian serta dalam upaya memberikan rasa aman pada masyarakat.
Kapolda Hadiatmoko pun memupus kekhawatiran banyak pihak akan berlanjutnya kasus Bos Togel Acin ke pengadilan. Bahkan Kapolda Hadiatmoko mengantarkan langsung berita acara pemeriksaan (BAP) Chandra Wijaya alias Acin ke kejaksaan. Dalam waktu dekat, persidangan pun segera digelar.
Dengan penangkapan komplotan Acin, apakah berarti urusan penjualan kupon togel selesai? Ternyata belum. Banyak orang mengira, penangkapan Acin akan menamatkan riwayat bisnis togel di Provinsi Riau khususnya, ternyata tidak. Penangkapan seorang agen togel jenis sie jie oleh jajaran Polsekta Payung Sekaki, setidaknya membuktikan bahwa penjualan togel tetap saja di Pekanbaru. Belum lagi di sejumlah kabupaten/kota di Riau. Walau sejumlah Polres masih minim aksi, tapi satu atau dua agen di sejumlah daerah pernah digaruk petugas.
Modus yang digunakan para agen saat ini sangat rapi dan semakin sulit dideteksi. Pemesanan nomor-nomor togel hanya dilakukan lewat short message service (SMS) saja. Sekaligus SMS itu jadi bukti bagi pemasang saat penagihan bila nomornya tidak keluar. Artinya, meski ruang lingkupnya makin sempit, karena jelas pemasangan hanya bisa oleh orang-orang tertentu yang nomor ponselnya sudah tersimpan pada agen tersebut, tapi transaksinya bisa dilakukan di mana saja. Mungkin saja transaksi pemasangan togel itu terjadi dari kantor walikota, kantor gubernur, mall-mall atau cafe dan tempat-tempat umumnya lainnya. Bahkan dimungkinkan juga transaksi togel itu terjadi di markas-markas kepolisian sendiri. Siapa yang tahu. Karena, sang agen tidak perlu lagi membuat buku rekap untuk mencatat nomor yang dipasang pelanggannya.
Dari dalam penjara pun sang agen bisa mengendalikan bisnisnya, selagi dibolehkan menggunakan ponsel. Dia bisa memerintahkan kaki tangannya untuk mengantarkan menjemput uang pasangan pelanggan atau mengantarkan uang bagi yang nomornya keluar. Apa bedanya dengan bisnis narkoba yang dikendalikan dari balik jeruji besi.
Anekdot yang muncul di tengah masyarakat bahwa ‘selama dunia terkembang, yang namanya judi dan penyakit masyarakat akan selalu ada’, tampaknya memang berlaku. Bila memang hal itu sudah menjadi bagian dari kehidupan bermasyarakat, maka yakinlah, Kapolda Hadiatmoko akan kewalahan sendiri mengawal komitmennya untuk memberantas judi.
Ketika satu PR selesai, PR-PR berikutnya akan selalu muncul. Ini baru PR dari judi togel, belum lagi PR-PR lainnya yang berkaitan dengan tugas kepolisian dalam memberikan rasa aman pada masyarakat. Dan itu tak akan pernah habis. Sama dengan jajaran kepolisian yang tak mengosongkan waktu walau semenit pun untuk berjaga. (almudazir)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar