15 Desember 2007

Promosi Potensi Wisata dan Ekonomi ke Negeri Jiran

DIRWAN A DARWIS Konsultan Eco Prom Center SETUMPUK kertas kerja tersusun rapi di sisi meja ruang kantor Direktur Eksekutif Eco Prom Center, Dirwan A Darwis, dikawasan Handerson Industrial Park Singapura. Senin pekan lalu itu, jarum jam baru menunjukkan pukul 09.00 waktu Singapura. Sesuai janji, mantan staff Kedutaan Besar Indonesia di Kualumpur ini tengah menunggu Ketua PWI Kota Sawahlunto, Indra Yosef, yang hendak berbincang seputar perannya selaku konsultan pusat promosi ekonomi Indonesia di Singapura dan Malaysia. Perbincangan hangat itu dimulai dari aktivitas Eco Prom Center (EPC) yang memiliki kantor representative di Bukittingi hingga Singapura dan Kuala Lumpur Malaysia. Perusahaan jasa pengembangan dan promosi hasil industri bangsa Indonesia ini, mulai menorehkan eksistensinya di luar Indonesia, khusus di Negara Singapura dan Malaysia. Dalam era globalisasi saat ini, mantan staf diplomat bidang ekonomi dan politik ini merasakan ada sesuatu hal yang mengganjal dalam dirinya, yakni, kenapa hasil industri negara jiran itu lebih banyak membanjiri pasar Indonesia ketimbang sebaliknya. Minusnya hasil industri Indonesia di pasar ekonomi kedua negara tersebut, menjadi beban pikiran tersendiri baginya. Dari konteks pemikiran inilah, Dirwan memulai membuka wacana. Rasa malu sebagai bangsa Indonesia yang selama ini terkesan selalu tergantung pada bangsa lain, membuka hatinya untuk menepis anggapan Bangsa Indonesia telah kehilangan jatidiri dan kreativitas, terutama dalam menghadapi persaingan pasar bebas. Meski perusahaan berbendera jasa akses pengembangan promosi ekonomi dan budaya antar bangsa itu tidak se-raksasa kerajaan bisnis Liem Sio Liong di masa lalu, namun EPC mampu membangkitkan hubungan bilateral antara kebudayaan dan ekonomi masyarakat Indonesia terhadap rakyat Singapura dan Malaysia. Itu telah dibuktikannya dengan makin mesranya hubungan Kota Sawahlunto di Sumatera Barat dengan Pemerintahan Singapura dan Pemerintahan Kerajaan Malaysia, selaku bangsa serumpun Melayu yang ingin mensejajarkan kekuatan potensi ekonominya dengan bangsa lain seperti Jepang dan Cina. Dirwan Darwis, urang awak asal Baso, Bukittinggi, ini telah berhasil menyatukan kepentingan promosi wisata dan ekonomi Kota Sawahlunto di dataran kedua negara bertetangga itu. Sebut saja, jika tidak dengan jasanya dan rekannya, tidak bakal mungkin Wali Kota Sawahlunto Ir H Amran Nur, mampu menerobos pengawalan ketat istana Menteri Senior Singapura Goh Cok Tong, untuk bersilaturahmi dan memperkenalkan daerahnya yang terkenal dengan tambang batubara. Amran Nur juga memperoleh penghargaan 'Tun Perak' dari Perdana Menteri Malaysia Abdullah Badawi, berkat peran dan aktivitas serta eksistensinya di lembaga promosi wisata dan industri bangsa Melayu yang kental dalam Sekretariat Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI). Sebuah organisasi yang bergerak dalam perjuangan dan promosi potensi wisata dan ekonomi serta pengembangan SDM bangsa keturunan Melayu di Asia dan Afrika. EPC, kata alumnus satu college di Salandia Baru (New Zealand) ini, siap membantu kepentingan berbagai wilayah di Indonesia dalam pengembangan dan promosi di bidang potensi ekonomi sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM), pertambangan, dan berbagai bidang usaha lainnya. "Yang kami inginkan Bangsa Indonesia jangan dianggap bangsa terbelakang dan selalu tergantung dengan bangsa lain. Tapi bangsa besar dan kaya dengan SDA dan SDM yang melimpah agar kita disegani bangsa lain" tutur Dirwan. (almudazir)

1 komentar:

ngalauseribuharau.wordpress.com mengatakan...

Selamat berkarya terus Pak Dirwan, semoga apa yang kita upayakan selama ini akan mengangkat harkat dan martabat Bangda Indonesia.