15 Desember 2007

Garap Pariwisata yang Bebas Maksiat

"Saya garis bawahi, tidak akan pernah ada night club di Kota Sawahlunto dalam membangun kepariwisataaan. Konsep yang kami kedepankan, bagaimana menciptakan dunia pariwisata yang bersih dari kemaksiatan," IR H AMRAN NUR Wali Kota Sawahlunto BOLA mata Wali Kota Sawahlunto H Amran Nur terlihat berbinar-binar, saat ia bicara masalah visi kota. Apalagi dia bertekad untuk mewujudkannya sebelum tahun 2020, sebagaimana yang telah dicanangkan. Amran optimis akan terjadi kemakmuran bagi masyarakat Sawahlunto di masa datang, karena konsep pembangunan Kota Sawahlunto yang baru saja memperingati HUT ke-119, akan lebih fokus kearah penggarapan potensi wisata. Dan ini bisa dikelola dan dikembangkan secara baik. Wali kota yang dikenal dengan semangat kerja kerasnya ini mengatakan, dalam membangun dan mengembangkan kepariwisataan tidak akan melepaskan faktor lingkungan seperti masalah agama dan adat. Persoalan ini begitu mendasar bagi pria asal Talawi yang juga jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1972 ini. Dia berangkat dari konsep membangun dunia kepariwisataan Kota Sawahlunto yang bersih dari maksiat. Jangan harap, ia akan menghalalkan berdirinya night club di daerah ini. "Saya garis bawahi, tidak akan pernah ada di Kota Sawahlunto night club yang dianggap dekat dengan sumber kemaksiatan dalam membangun kepariwisataaan. Konsep yang kami kedepankan adalah bagaimana menciptakan sebuah wisata yang bersih," tegasnya. Amran Nur memahami kondisi yang ada ditengah masyarakat saat ini. Pembangunan yang dilakukan pemerintah saat ini sangat berkaitan dengan visi kota tahun 2020, dimana saat itu Sawahlunto menjadi sebuah kota wisata tambang yang berbudaya. Dalam perjalananannya, lanjut Amran, berbagai infrastruktur, sarana dan prasarana pendukung kearah itu telah dibangun dan terus dikembangkan sehingga visi yang harus diselesaikan pada tahun 2020 itu bisa dipercepat dan rampung lebih awal. Satu daya tariknya, kata Amran, adalah dampak dibangunnya objek wisata water boom di Muaro Kalaban. Walau tidak terlalu luas, namun keberadaannya terbukti mampu memberikan nilai lebih bagi iklim kepariwisataan Sumbar dan khusus bagi masyarakat Sawahlunto. Waterboom, lanjut Amran Nur, merupakan rahmat yang diberikan Allah SWT, karena proses awalnya penuh rintangan. "Setelah objek ini dibangun, jumlah wisatawan yang berkunjung naik signifikan. Tak kurang 350 ribu orang telah berkunjung dalan beberapa bulan belakangan ke Sawahlunto. Kondisi itu jelas memberikan dampak ekonomis bagi masayarakat sekitar. InsyaAllah, pembangunan tidak berhenti hanya sampai disitu tapi akan terus berlanjut kesemua sektor termasuk rencana pembangunan kereta gantung atau sky lift pada tahun 2008 mendatang. "Saya sudah capek meyakinkan investor untuk ikut berinvestasi membangun objek wisata di Sawahlunto dalam empat tahun ini, namun tidak ada yang serius. InsyaAllah bila sky lift kita bangun 2008 maka sudah ada yang ingin berinvestasi membangun hotel," ujarnya optimis. (almudazir)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Salam erat dan hangat untuk Bang Almudazir. Saya Sigit, sebagai admin blog Sanggar Tari Parmato Hitam (STPH) Kota Sawahlunto. Selain membahas tentang STPH, saya juga menyajikan berita seputar kota sawahlunto dan pariwisatanya. Sekalian bantu2 Pemkot mempromosikan wisata sawahlunto...

Dari itu,.. sudilah kiranya memberikan izin pada saya untuk mengambil beberapa tulisan di blog ini yang berhubungan dengan Sawahlunto. Tentu, saya akan link back ke blog abang ini.

Kalo ada waktu,.. mapirlah ke gubug blog kami : http://parmatohitam.multiply.com

Tarimo kasih yo Bang...