“Kita mendukung upaya kepolisian untuk mengusut tuntas. Tidak hanya pelaku-pelaku kecil, tapi yang lebih utama adalah aktor intelektualnya. Kejadian ini ironis. Lapas ternyata belum steril dari tindaka peredaran narkoba.”
dr H Sunaryo
Ketua BNK Dumai
KETERLIBATAN warga lembaga permasyarakatan (lapas) Dumai dalam peredaran narkoba ke masyarakat luas menuai kecaman dan keprihatinan tokoh masyarakat. Temuan tersebut menyentak dan membuka mata bahwa tempat yang diharapkan bisa memutus rantai kejahatan narkoba ternyata menjadi lahan strategis bagi bisnis haram tersebut. Kejadian ini mengindikasikan kegagalan lapas menjalankan fungsi utamanya sekaligus memperburuk citra lembaga tersebut di mata publik. Ketua Badan Narkotika Kota (BNK) Dumai, dr Sunaryo dihubungi Tribun, Jumat (29/2) malam meminta agar pihak kepolisian membuka tabir perdagangan narkoba yang selama ini terjadi di dalam lapas. Pihaknya mendukung tindakan aparat kepolisian untuk mengungkap aktor intelektual yang ada di belakang bisnis ilegal tersebut. “Kita mendukung upaya kepolisian untuk mengusut tuntas. Tidak hanya pelaku-pelaku kecil, tapi yang lebih utama adalah aktor intelektualnya. Kejadian ini ironis. Lapas ternyata belum steril dari tindaka peredaran narkoba,” tutur Sunaryo yang juga Wakil Walikota Dumai. Tokoh masyarakat Dumai, Nahar Efendi Yusuf yang menjabat Ketua Lembaga Kerukunan Keluarga Masyarakat Dumai (LKKMD) wadah perhimpunan 15 suku dan paguyuban di Dumai menyatakan, keterlibatan warga lapas dalam peredaran narkoba menunjukkan lemahnya pengawasan yang dilakukan oleh institusi tersebut. Ia menilai ada ketidakberesan dalam sistem sirkulasi manusia dan barang dalam lapas, sehingga memungkinkan narkotika tersebut bisa diperdagangkan. Nahar menuturkan, kejadian tersebut akan memperburuk citra lapas di mata masyarakat. Tempat yang diharapkan bisa memutus tindak kejahatan para narapidana belum optimal menjalankan perannya. Senada dengan Sunaryo, mantan Kepala Dinas Pendidikan Kota Dumai ini meminta agar aparat mampu mengintensifkan pencarian pelaku yang menjadi pemasok barang tersebut dalam skala yang lebih luas. “Masyarakat akan kecewa dengan kejadian ini. Ada ketidakberesan yang terjadi di dalam lapas. Kita minta agar ada pembelajaran dari kejadian ini. Masyarakat mengharap polisi bisa mendalami kasus ini dan menuntaskan hingga ke jaringan terbesarnya,” imbuh Nahar. (ran/rsy)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar